#averylatepost

4
23:36


Jadi ceritanya kamu tidak mau terang-terangan. Kue ulang tahun itu malah diantar bapak O’jack berseragam kuning. Mana aku hanya disuruh menerima tanpa diperbolehkan tahu siapa pengirimnya. Yaa padahal kalau kamu sendiri yang mengetuk pintu kos, aku juga tidak terlalu menjamin berani membukanya hehe. Yang mengherankan, kamu kok sampe betah-betahnya tidak menceritakan pada siapapun, hingga tanda tentang siapa tak bisa aku eja. Hingga tanda tentang siapa, aku takut aku lupa.

Kenapa begitu bertahan hingga sekarang tidak memberitahu, kamu?

4 comments:

Enigma

0
23:25

“Kau selalu tampak sibuk kesana kemari”
“Aku tak sibuk, hanya orang lain saja yang barangkali lebih setia berada di tempat yang sama”
“Ya kan kau selalu terburu-buru, sebentar disana, sebentar di sini”
“Karena aku sedang mencari. Jangan tanya aku mencari apa”
“Kau tahu kalau itu adalah pertanyaan yang runtut selanjutnya”
“Entah, kau selalu dapat diantisipasi”
“Jawab saja”
“Kau akan tertawa”
“Aku sudah banyak tertawa seumur hidupku”
“Kau akan menganggapku sakit pikir”
“Sudah lama, hanya aku tidak terlalu mempedulikannya”
“Haha. Iya, aku lupa kalau aku tidak pernah dipedulikan”
“Ah aku bosan selalu berusaha berdamai denganmu bahkan untuk hal yang sepele”
“Tak paksa kau harus berdamai. Kau lelah, tidur saja. Pulang.”
“Kau yang harus pulang. Mau kuantar?”
“Atas keberanian macam apa aku berdebat dengan lelaki gombal macam kau”
“Oke, kau kuantar sekarang”
“Aku sedang mencari pertanda. Berkeliling mencari arah..”
“Terdengar seperti alkemisnya Paulo Coelho”
“Aku berkali-kali jatuh cinta pada barat, yang sampai sekarang aku tak tahu berbalas atau tidak”
“Kau bisa menanyakannya..”
“Aku diam-diam menunggu isyarat timur, hampir-hampir tidak terlihat bahwa aku berharap”
“Ini...”
“Kamu tahu, lama-lama aku maju mundur. Menaruh ragu pada selatan”
“Ini...”
“Semakin kebas saat kutuju utara, dia dusta sempurna, tak lagi kupercaya”
“Boleh kusela?”
“Meski aku dijanjikan hal baik oleh setiap mata angin, aku rasa pencarianku justru kini tak berarah.”
“Kusela sekarang..”
“Sekarang ini kau akan berpikir aku barusan merapal mantra”
“Terserah setelah ini kau akan seacuh apa, tapi aku sampaikan saja. Aku rasa kita sedang.. mencari hal yang sama”

0 comments:

Kepadanya, aku.

2
23:21

Pada tangis yang memekik geram
Pada muram seterang temaram
Pada sunyi yang kucipta mencekam
Aku mau katakan, aku sungguh belum lupa, tapi aku mau melanjutkan hidup

Pada hujan yang menderas
Pada hati yang sebenarnya sudah kebas
Pada ngilu yang hampir-hampir tak pernah hilang bekas
Aku titipkan bisikan, aku siap berdiri sekarang

Pada usaha yang terkepal lewat ujung-ujung jari
Pada asa yang sudah dianyam semalaman ini
Pada senyum yang sudah diulum sepenuh hati
Aku sampaikan sungguh, aku berhak atas suka citaku lagi


Bahkan pada saat aku sudah tahu ini saatnya untuk bangun, bagian tersulitnya adalah aku masih merindukanmu. 

2 comments: