Kamu yang kerap kali menandai hujan deras sebagai album kenangan,
tersenyum-senyum di jendela kamar, apakah kamu yakin kalau bahkan dia punya
fotomu dalam albumnya? Kamu yang menganggap gerimis adalah fragmen tipis
pengingat hari-hari bersama, apakah kamu bisa memastikan kalau dia ingat salah satu momen saja? Bahkan jika bagi
semua, petir adalah keganasan, maka bagimu, petir barangkali lampu flip flop
penerang satu dua cerita kebahagiaan.
Kamu yang sudah siap menunggu senja bahkan dari 2 jam sebelum matahari
tergelincir, apakah kamu percaya bahwa waktu berharapmu tidak sia-sia? Kamu
yang habiskan seratus delapan puluh derajat jarum jam bergerak mengusahakan
terbaik untuknya, apakah kamu bisa jamin kalau dia akan dedikasikan satu kali
putaran jarum menit saja untuk bersedia berbincang? Ada yang selalu menunggu.
Selalu menunggu untuk selanjutnya mengetahui bahwa orang yang kamu tunggu tidak akan pernah
datang. Sudah kukatakan kamu bebal.
Bagimu yang menuliskan aksara tentangnya berlembar-lembar, apakah kamu bisa
jamin dia pernah tuliskan namamu satu kali saja? Bagimu yang mengharu biru di
mention atau di tag bersama, apakah kamu tidak sedang mencurigai bahwa dia
hanya menyempatkan membuka notifikasi dan merasa tidak ada yang istimewa?
Bagimu yang diam-diam berburu fotonya, apakah kamu benar-benar berpuas dengan
mengaguminya dari jauh dan mengulum senyum membuka folder demi folder?
Bagimu yang pernah dibantu atau ditemani, apakah lemah lembutnya yang
sekali itu lantas mewakili semua biasa-biasanya dia padamu? Oh bagimu yang
mengais mimpi sendirian, renungkanlah sekali lagi, apa iya kamu akan
terus-terusan menahan kilat mata itu di depannya? Apa iya besok hari, lusanya,
minggu depan, bulan depan, semester depan, kamu akan secara sukarela besikap
biasa saja sedang perempuan di depan sana sedang tertawa renyah bersamanya?
Bagimu yang merapal doa dengan sedu sedan, apa iya kamu tetap mendoa untuknya
sedang menguatkan dirimu saja kau habiskan rintih doa hingga subuh? Sadar. Kau
diajarkan siapa, hah? Diajarkan siapa untuk meminjami hati?
Subscribe to:
Posts (Atom)
0 comments: