ISGCC 2014 (South Korea part 1)
0
Aku tak pernah bermimpi tentang Korea. Nama
negaranya saja baru kudengar saat pelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama.
Aku tak pernah bermimpi tentang Korea. Jaraknya jauh dari kabupaten
Banjarnegara. Perjalananku terjauh sebelumnya hanya sampai Klaten, kota kemana
kami sekeluarga mudik tiap tahun. Paling banter mungkin saat bareng
Ibuk, ke Bali mengantar study tour
murid-muridnya. Aku tak pernah bermimpi tentang Korea. Mimpi itu terlalu tinggi.
Mimpi itu terbentur atap rumah kami. Tapi menariknya, Allah tetapkan bahwa tak bermimpi bukan berarti tak pernah
alami.
Tim Mobil Hybrid UNY - Delegasi ISGCC 2014
*setengah dari kawanan*
Selamat datang di tim mobil Garuda UNY! Aku butuh cerita sedikit tentang ini sebelum lebih banyak
menceracau. Karena melaluinya, aku dikasih-Nya kesempatan buat lihat bagian bumi
yang lain. Frequently-Asked-Questions! PERTAMA: APA ITU GARUDA UNY? Garuda UNY
Racing Team adalah tim mobilnya UNY yang pada tahun 2014 ada kompetisi di
International Student Green Car Competition (ISGCC). APA YANG DILOMBAIN? Mobil.
Mobil ciptaan mahasiswa, bukan cuma salip salipan gitu, tapi ada beberapa
kategori, yaitu Acceleration (cepet2an sampek), Maneuverability(belak
belok muter nglewati cone), sama Endurance Performance
(ini yang lebih mirip kayak balapan). Tahun
2014 UNY ngirim 2 jenis mobil, Electric sama Hybrid. Bedanya apa jangan tanya,
takut sesat ngejelasinnya. SIAPA AJA YANG DISITU? Banyakan jelas anak-anak
teknik. Teknik otomotif, teknik mesin, teknik elektronika, teknik informatika
dan komunikasi, cuma kadang-kadang aja butuh anak teknik sastra! Yep, intinya
ada banyak divisi yang dibutuhkan, sebagian besar formasi memang dari
engineers, tapi untuk urusan bayar pajek, mainan email, sama mainan telpon, tenaga
tim teknis terlalu eman-eman. Disitulah tempat saya mencari nafkah #tsaah
Baiklah, ringkas cerita aku berproses di tim Hybrid
sebagai Public Relation officer dari 8 bulan sebelum berangkat kompetisi. Keberangkatan
2014—semoga ada yang kenal—ada mas Afri, Yesi, Bondan, Aan, Jones, mas Yuli,
mas Rizky, Ninda, Hastu, Wayan, Noval, Roni, Hasbi, Toni, Peppy, Gun, Wawan,
Brian, Nahrul dan 2 dosen sebagai advisor, Bapak Zainal dan Bapak Solikin. Kompetisi
ISGCC yang diselenggarakan sama KASA ini sendiri sebenernya cuma 2 hari,
tanggal 23-34 Mei, tapi 2 hari sebelum itu tim dari luar Korea butuh ngerakit
dan uji coba kendaraan kerna dikirimnya masih dalam bentuk pritil-pritilan. 5
hari lainnya kebagi untuk kunjungan ke KBRI, persiapan MoU di Ajou Motor
College, sama halan-halan. Unpacking kendaraan adalah bongkar pasang tingkat
dinosaurus. Raksaksa dan ganas. Ha kalau nggak jadi mobil ngga jadi ikutan, hehe.
Tim teknis
dari negara manapun dari tim manapun riweuh mempersiapkan mobil sama standby
timing di tiap-tiap pos. Tim non teknis? Kami kami si punya tugas mulia:
BELAJAR. Bahasa aktualnya adalah mencari tahu spesifikasi kendaraan dari tim
lain agar tim Indonesia bisa belajar. Sungguh kawan, ini bukan kejahatan. Aku
sampai kaget2 lihat mereka antusias banget menceritakan rekayasa mesin dan
detail komponen yang digunakan. Walaupun, jujur, paham juga enggak. Semua
peserta sangat terbuka, saling belajar. Nah ketika tugas mulia sudah ditunaikan,
terletaklah kami di paddock. Berdoa untuk tiap kesempatan. Berteman oli dan
dongkrakan. Menunggu pengumuman.
Race pertama adalah Akselerasi, EVO si
elektrik dapet peringkat ke-3 tercepat kalau nggak salah. HYVO si haibrit dapet
peringkat 1. Menjadi yang tercepat di 2 kesempatan race. Terus, kategori kedua
dan sekaligus jadi race terakhir hari pertama kompetisi adalah maneuverability
race. Untuk perolehan EVO, ada di
peringkat kesekian tapi memang belum yang terbaik, untuk HYVO ada drama di lintasan. Kalo akselerasi cuma bisa denger kabar dari paddock, pas balapan manuver
dapet kesempatan buat liat langsung Roni si racer di lintasan. Liat kejamnya balapan: Roni udah hampir selesai muterin cone
terakhir yang sama artinya dengan deket banget ke garis finish sebelum
tiba-tiba bagian depan mobil, entah namanya apa, patah. Mobil harus didorong masuk pit dan dalam waktu yang begitu singkat,
masuk lintasan lagi kalau mau tetep dapet poin buat kesempatan race kedua. Being
in that kind of atmosphere, am feeling like… Oh, this is race. Thumbs up banget buat Roni yang bisa mulus di race kedua
walo udah ngos-ngosan nggak keruan. Sampai sekarang aku masih dilarang anak-anak teknis buat ngungkit. Sakit. Get it, so that’s how engineers define a heart break.
Kompetisi hari kedua isinya endurance performance. Yang pertama race dari electric vehicle, sayang EVO’14 UNY belum bisa sampai finish. Persaingan di kategori electric barangkali lebih ketat, power mobil cuma bersumber dari batere, beda sama hybrid yang menggabungkan batre dan gasoline. HYVO sendiri awalnya memimpin, tapi di race ke berapa kesalip dan finish di urutan kedua. Di kesempatan ini, tim sudah sangat bersyukur karena bukan hanya kami datang dari negara yang teknologi dan industri otomotifnya masih kurang maju dianggap negara lain, tapi juga karena ini kali pertama UNY ikutkan mobil Hybrid ke kompetisi ini.
Nice shot! |
Saat
upacara penutupan diselenggarakan, kami sudah berbaris rapi di tepian panggung
untuk menyaksikan drama korea penganugerahan kejuaraan. Ketika host
sampai pada kategori akselerasi dan memanggil nama tim, Roni – Mas Afri – Hasbi
udah tergopoh-gopoh bawa bendera merah putih ke tengah panggung, pas banget
sama diputernya instrument Indonesia Raya yang saat itu terdengar sangat
berbeda, sangat agung! Kadang masih suka mampir ke videonya, merinding...
Masih
inget pas momen ini, aku dan beberapa temen ‘mbrambangi’. Kami barangkali cuma
kebayang waktu masih lembur-lemburan sampai duduk aja bisa tidur sambil masih
pegang soldier. Heboh urus MoU atau laporan keuangan sampe lewat tengah malem
bahkan udah mau adzan subuh. Sebel-sebelan kerna silang pendapat dan kurang
komunikasi atau kurang nasi. Panik uang nggak turun-turun padahal mobil harus
cepet selese, urusan keberangkatan harus cepet beres. Gila sama ancaman tali
gantungan gegara matriks kerja yang dibikin sendiri. Kalau pas ngejalanin dulu
mukanya kusut, sekarang kalo inget itu lagi, senyumnya sampe bikin alisnya
senyum, haha.
Habis
closing ceremony, tim langsung cus bongkarin mobil dan seketika pula mobil yang
udah ngeng ngeng ikutan balap 2 hari kemaren jadi printil-printilan lagi. Kami
baru meninggalkan paddock menjelang maghrib dan dadah-dadah ke mobil yang udah
dimasukin dalam boks. Mobil bakal pulang duluan meski entar nyampenya kami
duluan, lama di pengiriman dan pemeriksaan customnya. Di bis pas perjalanan
pulang, vibe-nya positif banget, bapak-bapak advisor, bapak Wakil Rektor 2,
bapak Wakil Dekan 3 Fakultas Teknik, senyum cemerlang memandang wajah kami satu
persatu (bayangkan ini dalam gerakan slowmotion, termasuk kedipnya juga),
beberapa temen ada yang ngobrol-semi-nggosip tentang lomba selama 2 hari itu,
beberapa yang lainnya tidur karena mungkin saking capeknya. Aku? Saat itu aku
cengengesan sendiri mensyukuri semuanya, sambil pegang perut. Laper.
0 comments: