Namanya IFAN. Pake F, bukan V. Apalagi P. Lucu sekali. Waduk kebahagiaannya
masih sempurna, danau tanpa dosanya masih belum berkurang sedikitpun. Bulu
matanya lentik. Giginya rapi tersusun putih. Gemar sekali menunjukkan barisan
depan giginya yang mungil. Barisan belakang? Jangan ditanya, belum satu pun.
Hehe. Ia akan ceria menunjukkan giginya sambil cerewet berbicara. Meminta makan
dengan ikan mujahir, menolak kue dengan alasan tertentu, meminta dibukakan
permen coklat, memanggil ibunya segera bila tak ada di sisi. Eciyeh.
Sebelum hari ini, baru pertama kali ketemu si Ifan. Itu saja pas masih
bayi. Diam saja di gendongan. Hari ini? hari ini dia bersemangat sekali.
Mengenakan kaos dan celana baru. Kegedean sih, tapi apa si yang nggak lucu kalo
dipake anak-anak. Sepatu kedodoran pun akan fine fine saja, bahkan ketika ia
ditertawakan. Akan baik-baik saja. Ia
malah riang merasa menghibur yang lain. Celana panjang armynya punya banyak
kantong, multifungsi buat ngantongin angpau, permen, sampe emping. Beberapa
kali meminta diambilkan ini itu, digigit
setengah alu diletakkan. Beberapa kali ingin makan seperti yang ibunya makan,
kue coklat kecil-kecil yang langsung dilahapnya sekaligus, satu dua kali salah
makan cengkeh dan bukan kue nastarnya.
Kebiasaan jeleknya: ngupil. Hadeeh, ngupil dan ngoloh jenthik. Asal enggak berturut-turut aja Fan, masak habis
ngupil terus jarinya dimasukin mulut. Yaiks! Vitamin kali ya, vitamin U.. Bisa
itu dua tangan masuk semua ke mulut. Pas makan stik keju, pinter banget niruin
sunnah Rasulullah, dijilat tangannya biar bersih. Tapi ini beda. Ifan
melakukannya dalam durasi yang cukup lama. Itu jempol dikenyot nyampe beberapa
detik, baru dilepas kalo udah ada yang narik. Nggak selese sampe disitu, si
Ifan dengan sok higienis, menjilat
telapak tangannya berkali-kali. Udah mau masuk ke mulut semua itu tangan kanan
kalo tante-tantenya nggak heboh teriak. Diantara lima jari yang paling sering
masuk mulut adalah telunjuk. Akan saya ceritaka sedikit bahwa ambil gambar si
Ifan adalah semacam susah, begitu dapet, e fotonya lagi ngemut telunjuk.
Gayanya monoton kan, besok kapan-kapan mau tak ajarin kalo pas foto mending
latian ngemut kesepuluh jarinya aja *ajaran sesat*
0 comments: