Obat Batuk: Jeruk Nipis
0
Sudah satu minggu lebih 2 hari saya batuk sengal. Banyak yang bilang ini
batuk alergi, tapi sepertinya bukan. Panas dingin tetap batuk, sedang atau
tidak sedang di luar ruangan (debu), tetep juga. Kadang, saking nggak
berhenti-berhenti, dada atau perut rasanya kejang nahan batuk yang alay ini.
Beberapa kali memang harus keluar ruangan karena tidak enak hati membuat polusi
suara yang berulang-ulang. Ketika menjelang tidur, batuk ini terdengar merdu
menggelegar di kamar selantai 3. Hihi. Kemarin kemarin sudah pernah periksa,
tapi karena pas barengan sama radang, jadi saya minta tolong sama dokternya,
yang disembuhin radang dulu. E.. malah
jebul watuke ndadi..
Beberapa kali kena batuk, memang seperti ini. Long lasting dan sengal. Jadi langganan obat karena saking nggak
tahannya. Kasus batuk alay ini pernah menyerang sekitar bulan September 2013
juga. Agustus dan September 2013 adalah bulan dimana kamar kos saya berpenghuni
dua dan/ atau tiga orang. Saya (jelas), adek, dan adek sepupu. Mereka berdua
nunut, maklum mahasiswa baru. Mereka dengan terpaksa menjadi saksi fenomena
batuk sengal ini. Fiqi cerewet meminta saya untuk istirahat, tapi apa boleh
buat, itu sudah saya lakukan, kebanyakan tidur malah (plaaak). Dia meminta saya
untuk beli obat, saya bahkan sudah membeli obat dua produk, Actif*d dan OB
H*rbal, meminumnya dengan rajin dan semangat, tapi apa boleh dikata.. tidak
sembuh jua.
Pagi itu Fiki dan Fika pamit beli sarapan, eh sepulangnya bawa sepuluh biji
jeruk nipis. Haha, aku inget benar cerita mereka saat mencari tukang sayur,
belum dengan proses tawar menawar konyol yang dua dedek ini lakukan. Iyap,
jeruk nipis adalah menu andalan ketika sedang batuk, tapi kalo kasusnya saja
sampai ketika batuk semua anggota badan gerak kayak ini, apa ya masih ces pleng.
Saat itu, saya cuek dan skeptis, obat modern saja tidak mempan, bagaimana
dengan jeruk nipis yang jelas jelas woles kerjanya.
Tapi teman-teman, besoknya batuk alay saya lumayan. Satu dua kali memang
masih sama batuknya kering dan nggak brenti-brenti, namun setelah pagi
menjelang, saya merasakan bahwa batuk ini mulai amoh, dahaknya mulai ada.
Setengah jalan menuju kesembuhan! Actif*d dan OB H*rbal yang sudah satu minggu
ini menemani seperti jadi pecundang. Mereka kalah hanya dengan ramuan herbal
jeruk nipis dan kecap. Dua obat-obatan apotik itu kalah dengan dagangan di
warung sayur.
Rekan-rekan yang berbahagia, postingan ini, sungguh bukan bermaksud
mengunggulkan obat herbal sebagai ramuan yang manjur, juga bukan mau promosi
jeruk nipis sebagai obat batuk yang mujarab ketimbang obat-obatan kimia. Hanya,
saya ingin bercerita kalau saya punya adik yang meski selalu membuat saya iri,
dia begitu menaruh perhatian pada kakaknya. Entah kalau sebenarnya dia hanya
enggan mendengar batuk sengal ini setiap malam dia menginap. Hehe. Saya hanya
ingin berbagi kepada para kakak sedunia, betapapun kita merasa telah mandiri,
ingat bahwa berpura pura kuat tidak menghalangi orang mengetahui kondisi
pribadi kita. Betapapun kita yang paling tua, paling besar, jangan kira bahwa
adik-adik kita tidak pernah peduli dan menyayangi. Betapapun kita merasa harus
melindungi dan mengambil tanggung jawab atas semua, ada banyak kelemahan yang
ada pada diri dan sudah selayaknya terbuka menerima bantuan.
Terima kasih, adik. Adik seluruh dunia, kalian bahkan melakukan hal yang
tidak pernah kakak kalian ajarkan. Kalian bahkan memberi hal yang tidak pernah
kakak kalian hadiahkan :))
0 comments: