Tuan, siapa?
0
Tuan, saya rasa Tuan salah orang. Tuan bahkan
tidak berada di sekitar saya selama ini, mengapa Tuan berniat meminang saya?
Sungguh lah saya saja terheran-heran. Bagaimana Tuan bisa mengenal orang
seperti saya, yang berparas cantik pun tidak, kaya apa lagi. Sangat tidak
mencolok. Darimana Tuan lantas bisa tahu saya? Teman? Kerabat? Apa yang mereka
katakan? Kalau boleh saya cakap, barangkali Tuan salah dengar, atau kalau bukan
karena itu, barangkali mereka sedang menjebak Tuan, dengan merekomendasikan
saya untuk Tuan. Sekiranya benar, tolonglah Tuan bisa berbicara tegas kepada
mereka, bukan hanya Tuan yang jadi korban, saya yang lebih jelata pastilah
korban sebenar-benarnya. Saya memang bukan siapa-siapa, tapi Tuan sungguh tidak
pantas berbuat main-main dengan saya.
Hari itu saya bingung dengar berita ini. Saya
saja tidak kenal Tuan siapa. Guru saya berkata saya harus lebih dulu memastikan
saya sudah siap atau belum untuk itu, baru setelah itu saya akan diberitahu
siapa Tuan sebenarnya. Hanya sedikit yang saya berhasil temukan informasi
tentang Tuan. Tuan lebih tua dua tahun dari saya, dan Tuan orang langitan. Maka
seperti yang sudah saya katakan di awal, barangkali Tuan salah orang. Kata guru
saya, Tuan bukan dari padepokan ini, saya semakin heran bagaimana Tuan bisa
mengenal saya. Yang lebih sulit bagi saya untuk percaya adalah kenyataan bahwa
semakin kecil kemungkinan saya mengetahui identitas Tuan.
Tapi di luar itu, saya sungguh ingin tahu
siapa Tuan. Penasaran sekali.
0 comments: