Tak mau sesiapa membawanya pergi, tanpa hati

0
05:43


Aku menemukannya di balik gedung pusat. Gedung itu saja sudah gelap, kau bisa bayangkan seperti apa dibaliknya. Untung dia kelihatan, cahaya dari monitor leptopnya membantu banyak.

“Kau curang,” ucapku cadas.

Dia melihat ke arahku, lalu menatap layar monitor lagi. Seperti menggugurkan kewajiban menghormati orang yang datang.

“Kau tidak datang” masih belum lunak cadasku.

Dia masih menatap layar leptop. Aku masih berdiri, 2 meter di depannya. Aku punya plastik kresek, bisa kulemparkan ke mukanya sekarang.

“Kamu bisa duduk?” katanya, sambil membenarkan posisi duduknya. Masih menatap leptop, sepertinya ini saat yang tepat melempar kresek.

About the author

Donec non enim in turpis pulvinar facilisis. Ut felis. Praesent dapibus, neque id cursus faucibus. Aenean fermentum, eget tincidunt.

0 comments: