Enigma

0
23:25

“Kau selalu tampak sibuk kesana kemari”
“Aku tak sibuk, hanya orang lain saja yang barangkali lebih setia berada di tempat yang sama”
“Ya kan kau selalu terburu-buru, sebentar disana, sebentar di sini”
“Karena aku sedang mencari. Jangan tanya aku mencari apa”
“Kau tahu kalau itu adalah pertanyaan yang runtut selanjutnya”
“Entah, kau selalu dapat diantisipasi”
“Jawab saja”
“Kau akan tertawa”
“Aku sudah banyak tertawa seumur hidupku”
“Kau akan menganggapku sakit pikir”
“Sudah lama, hanya aku tidak terlalu mempedulikannya”
“Haha. Iya, aku lupa kalau aku tidak pernah dipedulikan”
“Ah aku bosan selalu berusaha berdamai denganmu bahkan untuk hal yang sepele”
“Tak paksa kau harus berdamai. Kau lelah, tidur saja. Pulang.”
“Kau yang harus pulang. Mau kuantar?”
“Atas keberanian macam apa aku berdebat dengan lelaki gombal macam kau”
“Oke, kau kuantar sekarang”
“Aku sedang mencari pertanda. Berkeliling mencari arah..”
“Terdengar seperti alkemisnya Paulo Coelho”
“Aku berkali-kali jatuh cinta pada barat, yang sampai sekarang aku tak tahu berbalas atau tidak”
“Kau bisa menanyakannya..”
“Aku diam-diam menunggu isyarat timur, hampir-hampir tidak terlihat bahwa aku berharap”
“Ini...”
“Kamu tahu, lama-lama aku maju mundur. Menaruh ragu pada selatan”
“Ini...”
“Semakin kebas saat kutuju utara, dia dusta sempurna, tak lagi kupercaya”
“Boleh kusela?”
“Meski aku dijanjikan hal baik oleh setiap mata angin, aku rasa pencarianku justru kini tak berarah.”
“Kusela sekarang..”
“Sekarang ini kau akan berpikir aku barusan merapal mantra”
“Terserah setelah ini kau akan seacuh apa, tapi aku sampaikan saja. Aku rasa kita sedang.. mencari hal yang sama”

About the author

Donec non enim in turpis pulvinar facilisis. Ut felis. Praesent dapibus, neque id cursus faucibus. Aenean fermentum, eget tincidunt.

0 comments: