Surat Balasan dari Nemo di tahun ke-24

1
18:22


Aku sudah baca surat-suratmu. Kecewa beberapa surat yang kau tulis justru kau sebarkan, ku kira kamu masih rapi menyimpan semuanya, ya surat, ya rasa. Sekarang, tahu? Aku mudah mengetahui kau sedang dimana, kau sedang mengerjakan apa, kau sedang... dekat dengan siapa. Haha kamu pikir aku kebas mengatakannya kan? Kau memang terlalu berlebihan, menganggap semuanya seliteral itu. Aku baik-baik saja. Kau kan hanya teman ingusan yang cemburuan. Dari dulu sampai sekarang.

Ingat saat aku sakit? Kau hadir di saat yang kurang tepat saat itu. Sekarang aku sudah jauh lebih sehat. Jadi berhentilah menyuratiku dengan menyapa, “Apa kabar? Semoga kau sehat..” Juga berhentilah menuliskan nasihat, “Makanmu ya, istirahat cukup. Kamu kayaknya harus lebih banyak minum vitamin..” Entah, kau hanya seperti iklan suplemen makanan. Jangan habiskan energimu untuk menuliskan hal-hal tak berguna semacam itu. Tanpa kau berikan nasihat, aku juga akan makan. Hei kau, ganti juga pertanyaan “kau tidak sedang sakit kan?” Alih-alih khawatir, aku curiga kau benar-benar berharap aku sakit. Oh ya, jangan lagi tandai aku dengan rengek batuk tak kunjung usai dan bibir pucat gemetar. Berhenti tandai aku dengan kelemahan dan memorimu masa kecil. Ingatanmu bukan ingatanku.

Kalau kau mau dewasa sedikit, kau tidak harus menantikanku, hal yang tak jauh beda dengan di gerbang sekolah dulu. Pikiran yang lebih matang mengajarimu teknologi bernama p-e-r-t-i-m-b-a-n-g-a-n.  Itu yang akan memberikan wawasan padamu kau harus pergi atau perlu tinggal. Sebelum menulis ini aku sempat berpikir barangkali akan sia-sia kau kunasihati demikian. Tapi aku yakin kau sekarang sedang membaca sambil duduk tenang kan, momen dimana ceramahku bisa kau serap. Kalau seseorang cuek saja, berteman denganmu hanya karena ada butuhnya, bahkan tanda tak sukanya padamu begitu kentara, itu artinya dia memang tidak suka. Pasrahlah kalau ceritamu bukan seperti film Korea, yang sikapnya benci tapi ternyata suka. Dan kalau kau masih begitu baik dengan mereka? Ah, harus kubilang apa ya. Beberapa manusia kadang mencintai dengan level sebesar itu..

Terakhir kali kau percayai hatimu, kau diingkari kan. Jangan mudah salah artikan, gadis bodoh. Bukan dia yang pemberi harapan palsu, tapi kamu yang tak hati-hati menjatuhkan hati. 

About the author

Donec non enim in turpis pulvinar facilisis. Ut felis. Praesent dapibus, neque id cursus faucibus. Aenean fermentum, eget tincidunt.

1 comment: