Mengembalikan Bukumu..

0
18:10

Barangkali aku harus segera mengembalikan bukumu. Sebelum kau menagihnya lagi. Aku sudah meminjamnya sekitar satu semester yang lalu, jelas harus sudah kukembalikan. Kemarin kau hanya menanyakan buku itu apakah ada bersamaku atau tidak. Itu seperti berbunyi ‘oh kamu yang meminjamnya’. Kau berujar ‘dikembalikan kalau sudah selesai baca saja’ tapi bagiku itu terdengar seperti ‘aku tak yakin kau akan sanggup membacanya sampai habis’. Jadi, target hidupku paling dekat ini adalah membaca buku pinjamanmu. Buku itu, aku bahkan belum sempat mengetahui isinya. Kamu, aku bahkan belum sempat mengetahui hatimu.

Barangkali aku harus segera mengembalikan bukumu. Meskipun benar-benar menambah ilmu, buku ini berat sekali. Aku harus membacanya 3-4 kali baru aku paham, atau bahkan membuka lembar-lembar sebelumnya demi sampai pada pemahaman yang benar di belasan halaman selanjutnya. Rentetan-rentetan konsep dengan sedikit penjelasan. Ada beberapa tabel yang sebenarnya berfungsi untuk memfasilitasi agar pembaca mengerti, tapi menurutku malah mendistract, semakin pelik saja isi buku ini. Maka jangan tanya gambar, foto-foto untuk mengilustrasikan pun hanya 2 cm x 2 cm dan abu-abu. Kamu memang sudah mengingatkanku sebelumnya kalau buku ini agak serius, hmm itu justru semakin membuatku penasaran ingin membacanya, dengan serius.

Barangkali aku harus segera mengembalikan bukumu. Karena mungkin ada yang akan segera meminjam buku ini. Melihat-lihat isi perpustakaan kecilmu, memperbincangkan beberapa judul buku, dan mendiskusikan isinya. Membuka lembar demi lembar hanya untuk kemudian memilih satu buku untuk dipinjam. Begitu setiap kalinya berhadapan dengan rak-rak buku. Akan ada peminjam lain yang kalau aku boleh terka, untuk dia koleksi buku-buku ini kau tata rapi. Kau sudah menantikannya meminjam satu dua bukumu. Bagaimana aku tidak sampai tahu? Setiap bertemu dengannya di gerbang perpustakaan, setelah itu pula aku dapati kamu bersenandung dan terkekeh di sela-sela rak. Awalnya aku kira kamu bahagia ada peminjam koleksi buku yang datang, atau dengan terlalu percaya diri, bahagia aku datang. Tapi salah. Aku baru sadar setelah tahu polanya.

Barangkali aku harus segera mengembalikan bukumu. Takut kalau rak ku bocor dan buku yang tidak kau sampuli ini akan basah. Takut kalau ketika kubawa kemana-mana akan hilang, atau tertinggal di beberapa tempat aku bersila dan membaca buku. Walaupun selama ini aku jaga benar. Kau boleh saja tidak tahu, tapi pinjaman adalah pinjaman, bagiku ia adalah amanah, terhadapnya aku tidak boleh ceroboh. Yaah perlu kusampaikan bahwa aku tidak terlalu pandai menjaga barang, hilang dan rusak adalah akhir dari takdir barang-barangku. Aku jelas tidak seharusnya melakukannya pada buku milikmu kan? Walaupun sekarang ini sungguh aku sangat ingin melakukannya.


Barangkali aku memang harus segera mengembalikan bukumu. Terlalu lama membuat buku ini ada di tanganku percuma saja. Iya, aku tidak sedang memperbincangkan isi buku, semua jenis buku toh bermanfaat, jelas ada gunanya barang siapa membacanya. Aku sedang mengatakan bahwa buku ini kepemilikanmu. Itu yang akan sangat sia-sia jika masih berada di tanganku hingga sekarang. Tenaga yang aku siapkan untuk berargumen seperti biasanya saat mendiskusikan isi buku, sepertinya harus dialihkan untuk hal lain. Bagian tersulitnya bukan pada aku tak bisa memperkaya ilmu, tapi pada bagaimana kau percaya bahwa aku bilang baik-baik saja untuk tidak bercengkerama lagi denganmu. Ah, tak yakin apakah aku hanya akan mengembalikan ini dan dengan mudah meminjam buku lainnya, atau sekarang adalah kali pungkasan aku meminjam buku, darimu.

About the author

Donec non enim in turpis pulvinar facilisis. Ut felis. Praesent dapibus, neque id cursus faucibus. Aenean fermentum, eget tincidunt.

0 comments: